Jumat, 30 Januari 2009

Sturmgewehr 44

Maschinenpistole 43, Maschinenpistole 44 dan Sturmgewehr 44 (MP43, MP44 dan StG44) adalah senapan otomatis selective-fire yang dikembangkan oleh Jerman pada Perang Dunia II, dalam program Maschinenkarabiner (karabin mesin) mereka.

Sturmgewehr 44

Tipe Senapan serbu
Negara asal Jerman
Sejarah pemakaian
Digunakan July 1944–May 1945
Pemakai Jerman
Perang Perang Dunia II
Sejarah produksi
Tahun 1943
Diproduksi July 1944–May 1945
Jumlah 425.977
Spesifikasi
Berat 5.22 kg
Panjang 940 mm (37 in)
Panjang laras 419 mm (16.5 in)

Peluru 7.92 x 33 mm (7.92 mm Kurz)
Kaliber 8 mm (.31 in)
Mekanisme Operasi gas, bolt miring
Kec. tembak 500-600 butir/detik
Kec. peluru 685 m/s
Jarak efektif 700 meter
Pengisian Magazen box 30-butir
Alat bidik Belakang V-notch, depan tiang

Garis besar

MP43, MP44, dan StG44 adalah senapan yang hampir serupa, dengan sedikit perbedaan pada produksi dan waktu pembuatan. Ketiganya dikembangkan dari Mkb 42(H). Perbedaan nama ini ada karena rumitnya penamaan senjata pada era Nazi Jerman. 'StG' adalah singkatan dari Sturmgewehr (senapan serbu, assault rifle), yang menggabungkan sifat-sifat karabin, submachine gun, dan senapan otomatis. Setelah dipakainya StG44, istilah ini menjadi lumrah untuk mendeskripsikan tipe senjata seperti ini.

Senapan ini memakai peluru 7,92 x 33 mm, yang juga dikenal dengan nama 7,92 mm Kurz (berarti 'pendek'). Peluru ini adalah modifikasi dari peluru standar 7,92 × 57 mm Mauser. Melalui kombinasi dengan kemampuan selective-fire, senjata ini menghasilkan semburan setingkat submachine gun, dengan akurasi dan daya setingkat senapan K98 Mauser pada jarak dekat. Walau begitu, StG44 memiliki jangkauan dan daya yang lebih rendah daripada senapan-senapan pada era itu. Karakter ini mengikuti hasil studi yang dipakai oleh Wehrmacht pada saat itu, yaitu bahwa hampir semua pertempuran terjadi pada jarak kurang dari 300 meter dan mayoritas kurang dari 200 meter. Senapan lain dianggap terlalu besar kekuatannya. Senjata StG44 berhasil membuktikan keunggulannya pada Front Timur sewaktu ia banyak dipakai dan dianggap lebih baik daripada senapan lain pada saat itu.


Kisah

Sebelum memakai nama MP44 atau Stg 44,dia menyandang nama Maschinenkarabiner 43.Senapan tersebut pada awalnya tidak diresmikan oleh Hitler sebelum menunjukan aksinya di Front Timur.Setelah menunjukan kehebatanya,Maschinenkarabiner pun diresmikan oleh Hitler pada tahun 1943 dan mengganti nama menjadi MP43 dan kelak MP44 atau Stg 44. Sebenarnya pemakaian MP44 adalah "sembunyi-sembunyi" kalau-kalau Hitler akan tidak senang dengan senjata tersebut.Angkatan bersenjata Nazi yang menerima senjata tersebut pertama kali adalah, SS Schutzstaffel. Senjata ini pun menjadi favorit SAS Inggris apabila mereka kehabisan peluru Sten atau Brengun.Senjata ini pun dapat menjadi "Light Support Weapon" bagi SAS apabila Brengun mereka habis.

Didapat dari: id.wikipedia.org

Luger Pistole 08

Pistole 08 atau Parabellum-Pistole yang dikenal juga sebagai "Luger" dirancang oleh Georg Luger (1849-1923). Istilah Parabellum berasal dari ungkapan dalam bahasa Latin: Si vis pacem, para bellum yang artinya jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang.

Georg J. Luger bekerja pada perusahaan senjata Loewe yang di kemudian hari menjadi DWM. Ia mengembangkan P08 berdasarkan Pistole C93 rancangan Hugo Borchardts. Seri pertama Parabellum Pistole muncul di tahun 1900. Parabellum-Pistole 1900 menggunakan peluru 7,65 mm Parabellum.

Setelah itu Georg J. Luger mengembangkan lagi dengan melakukan perbaikan dan penyederhanaan serta penggunaan peluru 9 mm Parabellum.

Artillerie-08 dengan magazen drum.

Angkatan laut Kekaisaran Jerman mulai tahun 1904 menggunakan Parabellum-Pistole Kaliber 9 mm Parabellum yang dikenal sebagai "Pistole 04". Pada tahun 1908, Pistole 08 diperkenalkan sebagai pistol organik di Kekaisaran Jerman.

Pistole 08

Tipe Pistol Semi-Otomatis
Negara asal Kekaisaran Jerman
Sejarah pemakaian
Digunakan Jerman 19041945
Swiss 19001945
Pemakai Jerman, Swiss
Perang Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang Saudara Tiongkok
Sejarah produksi
Perancang Georg J. Luger
Produsen Deutsche Waffen- und Munitionsfabriken
Diproduksi 19001942
Spesifikasi
Berat 0,87 kg
Panjang 233 mm
Panjang laras 98 mm–203 mm

Peluru 7,65×22mm Parabellum
9×19mm Parabellum
Pengisian Magazen 8, Drum 3

Didapat dari: id.wikipedia.org

Karabiner 98k

Karabiner 98k (biasa disingkat menjadi Kar98k atau K98k) adalah senapan bolt-action yang digunakan sebagai senapan standar infanteri oleh Wehrmacht Jerman mulai tahun 1935. Senapan ini merupakan hasil pengembangan dari serangkaian senapan yang dibuat oleh Mauser.

Karabiner 98 Kurz

Mauser Karabiner 98 Kurz
Tipe Senapan
Negara asal Jerman
Sejarah pemakaian
Digunakan 1935
Pemakai Jerman, Belgia, Yugoslavia,
Vietnam Utara, Iran, Israel
Perang Perang Dunia II, Perang Vietnam,
Perang Enam Hari, Perang Yom Kippur
Sejarah produksi
Tahun 1935
Produsen Mauser
Diproduksi 1935–1945
Jumlah Diatas 10 juta
Spesifikasi
Berat 3,7–4,1 kg
Panjang 1.110 mm
Panjang laras 600 mm

Peluru 7.92 x 57 mm (8 mm Mauser)
Kaliber 8 mm
Mekanisme Bolt-action
Kec. tembak Sekitar 15 butir/menit
Kec. peluru 745 m/s
Jarak efektif 500 m
Pengisian Klip 5-butir dengan magazen internal

Garis besar

Karabiner 98k adalah senapan bolt-action buatan Mauser, senapan ini menggunakan peluru 7.92 x 57 mm (dikenal juga dengan nama 8 mm Mauser) yang dimasukkan ke dalam magazen internal menggunakan sebuah stripper-clip. Senapan ini dikembangkan dari senapan-senapan Mauser sebelumnya, yaitu dari senapan Karabiner 98b, yang dikembangkan dari senapan Mauser Model 1898. Karena senapan ini lebih pendek dari karabin-karabin pada masa itu, senapan ini diberi nama Karabiner 98 Kurz, yang berarti Karabin Pendek Model 98.

Senapan ini dikenal memiliki akurasi yang baik, dengan jangkauan efektif sampai 500 meter. Oleh karena itu, senapan ini sering diberikan bidikan teleskop dan dipakai sebagai senapan runduk. Dengan teleskop dan bila digunakan oleh penembak yang mahir, jangkauan efektif senapan ini bisa mencapai 800 meter. Senapan ini bisa dipasang bayonet dan bisa digunakan untuk menembakkan mortar senapan (rifle grenade). Pada tahun 1941 dimunculkan varian yang menggunakan popor lipat, untuk digunakan oleh tentara penerjun payung.


Pemakaian

Perang Dunia II

Pada Perang Dunia II, senapan Kar98k dipakai oleh seluruh bagian angkatan bersenjata Jerman. Senapan ini dipakai pada seluruh front, Eropa, Afrika Utara, Uni Soviet, Finlandia, dan Norwegia. Kar98k hasil rampasan juga dipakai oleh pemberontak di negara-negara yang diduduki Jerman. Uni Soviet juga sempat memakai Kar98k pada dua tahun pertama invasi Jerman ke Uni Soviet, karena mereka kekurangan senjata infanteri.

Setelah Perang Dunia II

Pada masa Perang Dunia II, Uni Soviet merampas jutaan senapan Kar98k dan memperbaiki dan memodifikasinya pada tahun 1940an dan 1950an. Senapan ini disimpan untuk mengantisipasi kemungkinan perang dengan pihak Barat.

Pada masa Perang Dingin, senapan-senapan rampasan ini akhirnya dikirim ke gerakan-gerakan komunis dan Marxis di seluruh dunia. Penyediaan senjata gratis inilah yang bisa dilakukan Moscow untuk mendukung gerakan-gerakan tersebut.

Contoh penyediaan Kar98k (dan senjata-senjata lainnya) adalah bantuan Soviet kepada negara komunis adalah pada Perang Vietnam. Uni Soviet memberikan senjata-senjata ini ke pihak Vietnam Utara, dan Viet Cong di Vietnam Selatan. Sejumlah Kar98k ditemukan digunakan oleh gerilyawan Viet Cong dan Tentara Vietnam Utara (NVA), bersama senjata-senjata Soviet seperti Mosin-Nagant, SKS, dan AK-47.Israel juga menggunakan Karabiner 98K,Israel melepaskan simbol Nazi dan tanda-tandanya di senapan tersebut dan menggantikannya dengan tanda Hebrew

Didapat dari: id.wikipedia.org

Kamis, 29 Januari 2009

Kebohongan HOLOCAUST

ImagePerang Dunia II di wilayah Eropa menimbulkan kerugian dan korban jiwa besar. Pada kurun waktu sejak tahun 1939 hingga tahun 1945, puluhan juta orang tewas dan cidera di Eropa, Asia dan Afrika. Selain itu, banyak fasilitas ekonomi hancur akibat peperangan tersebut. Berbagai peristiwa yang terjadi dalam perang dunia selalu menjadi topik pembahasan para sejarawan dan analis. Di antara peristiwa yang sangat kontroversial adalah Holocaust, yaitu klaim orang-orang Zionis mengenai aksi pembantaian terhadap enam juta Yahudi oleh pasukan Nazi. Mereka mengklaim bahwa jenazah orang-orang Yahudi tersebut oleh para serdadu Hitler.

Holocaust berarti pembunuhan massal dengan cara membakar. Masalah ini diangkat kembali setelah PD II. Rezim Zionis menggunakan tragedi holocaust sebagai trik untuk menarik perhatian masyarakat internasional dan menggelindingkan propaganda luas dalam hal ini. Berbagai film dan karya buku tentang holocaust diterbitkan.

Saat ini, kamp-kamp penahanan dan penyiksaan orang-orang Yahudi khususnya kamp Auschwitz, menjadi museum untuk umum. Lebih dari 250 museum didirikan di berbagai negara guna mengenang korban Holocaust. Bahkan, di sekolahan di AS dan Eropa tragedi itu juga dijadikan pelajaran sejarah.

Propaganda Rezim Zionis dalam kaitan Holocaust sedemikian gencar sehingga seorang sejarawan Yahudi bernama Alfred M Lilienthal, menyebut propaganda itu dengan “Holocaust Mania”. Upaya terbaru Rezim Zionis adalah dengan menekan Majelis Umum PBB untuk menetapkan tanggal 27 Januari sebagai hari Holocaust yang akan diperingati setiap tahun. (lihat situsnya di www.alfredlilienthal.com

Meski propaganda Holocaust gencar dilakukan, namun banyak sejarawan dan cendikiawan yang meragukan tragedi tersebut. Mereka juga menulis berbagai buku mencantumkan argumen dan bukti-bukti yang mempertanyakan keotetikan tragedi Holocaust. Meskipun demikian, para kritikus tidak mengingkari terjadinya pembunuhan terhadap sejumlah orang-orang Yahudi oleh pasukan Fasis Hitler, dan hal ini dinilai sebagai sebuah tragedi. Namun mereka berpendapat bahwa tragedi itu tidak seperti yang digambarkan oleh Rezim Zionis.

Kritikan pertama yang dilontarkan oleh para cendikiawan adalah bahwa pada perang dunia II jutaan orang dari berbagai etnis dan agama menjadi korban keganasan Nazipro. Namun mengapa yang diekspos secara meluas hanya dikhususkan kepada para korban Yahudi saja? Seorang anggota Komite Pendataan Holocaust AS-Polandia, Rana I.Aloy menyatakan, meski orang-orang Yahudi mengalami penderitaan, namun hal itu juga menimpa orang-orang selain Yahudi. Korban paling banyak pada PD II adalah orang Rusia. Korban tewas di pihak Jerman juga tidak sedikit dengan jumlah mencapai 9 juta orang dan 5,1 juta orang lainnya menjadi tawanan perang. Dengan demikian, pada PD II telah terjadi berbagai pembantaian massal yang dilakukan oleh negara-negara yang mengklaim sebagai negara yang memiliki peradaban tinggi.

imageAlasan lain yang dikemukakan oleh para pengkritik tragedi Holocaust adalah pada era perang dunia II tidak ada laporan mengenai pembunuhan massal orang-orang yahudi. Dalam laporan Palang Merah Internasional dan perundingan sejumlah pejabat negara penentang Nazi, juga tidak disebutkan keterangan soal pembakaran orang-orang Yahudi oleh Nazi. Sebenarnya, Rezim Zionis terlalu membesar-besarkan tragedi pembantaian orang-orang Yahudi. Bukti lainnya adalah bahwa, dalam dokumen pemerintahan Nazi, Hitler tidak pernah menginstruksikan pembantaian massal terhadap orang-orang Yahudi Yahudi. Bahkan tidak ada catatan mengenai pengalokasian dana besar untuk program tersebut. Karena, program pembantaian enam juta orang Yahudi itu tentu menelan dana besar dan rencana yang matang.

Persoalan lain yang menyebabkan tragedi Holocaust itu sulit diterima adalah, Jerman tidak mempunyai fasilitas untuk melakukan pembantaian massal tersebut. Pihak Rezim Zionis mengklaim bahwa, para serdadu Jerman membantai orang-orang Yahudi dengan menggunakan gaz beracun Zyclon-B, dan kemudian membakar janazah mereka kamp konsentrasi. Bagi negara yang sedang dilanda perang besar, melakukan aksi pembantaian massal di negara jajahannya adalah tindakan yang sangat tidak logis dan akan menelan biaya sangat besar. Disamping itu, apa perlunya pasukan Nazi meracuni orang-orang Yahudi terlebih dahulu kemudian membakar jenazah mereka.

Poin lain yang disinggung oleh seorang mantan guru besar universitas di Perancis, Profesor Robert Faurisson adalah, orang-orang Yahudi hanya dijadikan budak di kamp-kamp kosentrasi Nazi. Dan Nazi sama sekali tidak memiliki kepentingan untuk membantai mereka. Karena tindakan tersebut sama halnya dengan membuang tenaga sia-sia.

Prof Faurisson yang telah melakukan penelitian tentang tragedi Holocaust sejak lama itu, dalam sebuah artikel yang dimuat oleh majalah Le Monde Diplomatique, menyebutkan poin penting lainnya soal Holocaust. Menurutnya, jika ada satu orang saja dari keluaga korban Holocaust, ia akan menunjukkan dirinya. Namun, sampai saat ini tak satupun yang mengklaim sebagai anggota keluarga korban Holocaust. Faurisson dan sejumlah orang yang sepaham dengannya menilai tragedi Holocaust sebagai sebuah sebuah dongeng karya orang-orang Zionis. Menurut keterangan para pengamat, ruang-ruang gas yang gencar dipublikasikan oleh Rezim Zionis itu, sebenarnya adalah ruang sterilisasi atau penyemprotan gas anti bakteri pada pakaian dan badan jenazah.

Yang sebenarnya terjadi adalah, pada era PD II khususnya akhir perang tersebut, berbagai penyakit menular seperti wabah dan tipes menjangkiti para tahanan di kamp konsentrasi Nazi. Oleh karena itu, cara antisipasi dan penanganai wabah tersebut adalah dengan menyemprotkan zat anti bakteri dan membakar pakaian serta jenasah yang telah terkontaminasi virus. Dan fenomena ini dipandang sebagai peluang besar bagi orang-orang Zionis untuk mengemukakan fiksi Holocaust.

Kritikan lainnya adalah menyangkut jumlah korban di pihak orang-orang Yahudi yang mencapai enam juta orang. Pihak Zionis mengklaim bahwa jumlah tersebut tidak dapat diragukan lagi. Seorang sejarawan asal Inggris, Doktor David Irwing, dalam bukunya mencantumkan berbagai argumen bahwa aksi pembantaian terhadap enam juta orang Yahudi itu tidak lebih dari sekedar kebohongan besar. Karena, jumlah orang-orang Yahudi di seluruh Eropa pada masa itu tidak mencapai enam juta orang. Apalagi pasukan Nazi tidak sepenuhnya menguasai Eropa. Seorang pengamat Iran, Doktot Muhammad Taqi Pour mengatakan, dari jumlah keseluruhan warga Yahudi Jerman yang mencapai 600 ribu orang, 400 ribu di antaranya atas perintah Hitler telah meninggalkan Jerman sebelum perang dunia II dikobarkan.

Hal lain yang perlu kita cermati adalah sejumlah dokumen menunjukkan hubungan baik orang-orang Zionis dengan para pejabat tinggi Nazi. Pada tahun 1933 yaitu tahun Hitler berkuasa hingga tahun 1941, orang-orang Zionis menjalin hubungan erat dengan Nazi di bidang ekonomi. Hitler yang sangat menentang keberadaan orang-orang Yahudi di Jerman itu, bersama dengan orang-orang Zionis berupaya merelokasi orang-orang Yahudi ke Palestina. Seorang analis Nazi, Alfred Rosenburg, dalam bukunya menulis, Nazi harus mendukung pihak Zionis sehingga setiap tahun orang-orang Yahudi di Jerman dapat dipindahkan ke Palestina.

Meskipun demikian, Rezim Zionis tetap bersikeras mempertahankan klaim mereka soal Holocaust. Rezim Zionis juga berupaya keras menginfiltrasi negara-negara Eropa untuk mencegah segala bentuk penelitian terhadap keotentikan peristiwa Holocaust.

***

Fenomena Holocaust begitu penting bagi Zionis karena bisa menciptakan opini kemazluman orang-orang Yahudi. Fiksi pembantaian enam juta warga Yahudi oleh Hitler merupakan permainan terpenting Zionis untuk menumbuhkan belas kasih masyarakat dunia kepada orang-orang Yahudi. Oleh karena itu, mereka tidak akan menerima kritik dalam kaitan tragedi tersebut.

Direktur Lembaga Kebebasan Beropini di Kanada mengatakan, “Holocaust telah berubah menjadi sebuah keyakinan. Sebuah keyakinan dirancang untuk orang-orang selain Yahudi, dan siapa pun yang mengingkari tragedi itu akan ditindak seperti seorang yang murtad. Hal ini merupakan langkah yang salah dan menipu menurut akal dan logika. Profesor Robert Farison juga mnyatakan bahwa Holocaust merupakan bom nuklir Zionis.

Hal yang menarik, melalui kekuatan lobinya di Barat Zionis tidak mengizinkan siapa pun untuk menolak kisah tragedi Holocaust. Saat ini di AS dan Eropa, siapa pun tidak boleh menolak tragedi Holocaust, dan akan ditindak jika menolaknya. Ketika AS dan Eropa melakukan propaganda dengan gencar dalam kaitan Holocaust, seorrang analis yang berasal dari Australia, Fredick Toban, menolak tragedi tersebut dan mendapat ganjaran penjara enam bulan. Fredick Toban mengatakan, “Di Eropa, setiap orang bisa menghujat Yesus dan Maryam yang suci, namun tidak dapat mengkritik orang-orang Yahudi dan Holocaust. Sejumlah negara Eropa yang sudah cukup maju bersedia dalam perundangan-undangannya untuk mengatur para penolak Holocaust.

Berdasarkan undang-undang di AS dan Eropa yang bernama Gitto, siapa pun yang menolak Holocaust, akan terhitung sebagai orang yang anti Yahudi dan terkena hukuman. Pernacis yang disebut sebagai negara kebebasan juga tidak terlepas dari belenggu kekuatan lobi Zionis, sehingga harus menerima undang-undang Fabius-Gayssot di tahun 1990. Berdasarkan undang-undang tersebut, setiap orang yang menolak Holocaust dan meragukan kisah tentang terbantainya enam juta orang Yahudi di Eropa, akan dikenai hukuman penjara atau denda. Sikap itu yang tidak selaras dengan kebebasan berpendapat di negara-negara yang membela HAM dan kebebasan merupakan hal yang mengejutkan.

Pada saat yang sama, Barat merupakan negara-negara yang menghargai penelitian ilmiah dan logis, namun tetap akan menindak penentang Holocaust yang berargumentasi dengan bukti-bukti yang valid. Ancaman hukuman bagi para penentang Holocaust mengingatkan pengadilan-pengadilan di abad pertengahan yang menindak terhadap para penentang keyakinan gereja. Pada prinsipnya, larangan keras tersebut ditujukan kepada para penentang, baik menolak maupun meragukan tergedi tersebut. Oleh karena itu, diantara dalih mempertanyakan dan meragukan Holocaust adalah adanya larangan yang kuat untuk menelaah lebih lanjut tragedi tersebut. Jika tragedi pambantaian enam juta warga Yahudi adalah sebuah realitas, tidak semestinya Zionis dan Barat khawatir dengan penelitian lebih lanjut atas tragedi Halocaust. Tentu saja, kekhawatiran mereka ini membuktikan lemahnya argumentasi dan bukti atas tragedi Holocaust. Robert Forison menyatakan, “Sampai saat ini, mereka tidak dapat menjawab argumentasi penolakan kita atas kebenaran tragedi Holocaust, melainkan menyerang kita dengan menyeret kita ke pengadilan, menindak dan menyiksa.”

Oleh karena itu, para analis dan pemikir di Barat yang mengkritik Holocaust,sehingga menerima berbagai ancaman dan tekananan, yang setidaknya dihukum berdasarkan konstitusi miring mengenai Holocaust, menyandang sifat kesatria. Profesor Forison adalah wujud nyata yang berani bersikap kesatria untuk mempertanyakan tragedi Holocaust. Forison yang berkewarganegaraan Inggris dan Perancis adalah seorang sejarawan yang melakukan penelitian tentang Holocaust selama bertahun-tahun, bahkan berhasil mendapatkan sejumlah data terlarang milik Zionis. Namun, ketika beliau mempertanyakan Holocaust dan menolak keberadaan ruangan gas yang ditulis dalam bukunya, “Ruangan Gas: Fiktif atau Nyata,” menyebabkan kemarahan Zionis dan Perancis.

Profesor Forison diberhentikan dari aktivitas mengajar di Universitas Lion di tahun 1978, dan menurut rencana akan diadili di bulan Juni karena wawancaranya dengan Televisi Sahar milik Republik Islam Iran dalam kaitannya dengan Holocaust. Horison dalam wawancara tersebut menyatakan, “Kami para penentang Holocaust tidak diberi hak untuk mencetak dan menyebarkan artikel dan buku. Mereka membakar buku-buku kami dan melarang penerbitannya di luar negeri.”

Profesor Roger Garaudy adalah sosok lain yang menolak kisah tentang Holocaust, sehingga diseret ke pengadilan. Karya besar Garudi yang berjudul “Mitos-mitos Pembangun Politik Israel” juga menghadapi penentangan keras dari kaun Zionis, karena buku tersebut mengungkap kebohongan tragedi Holocaust. Pada akhirnya, Garudi dijatuhi hukuman karena sikapnya menentang undang-undang Fabius-Gayssot. Lagi, kebebasan dan HAM menjadi korban kepentingan Zionis di Eropa.

Ernest Zundel, seorang peneliti asal Jerman masuk dalam daftar para penentang tragedi Holocaust. Sebelum hijrah ke AS, dia bermukim di Kanada. Akibat tekanan dan intimidasi kaum Zionis di Kanada, Zundel terpaksa meninggalkan negara itu. Di AS, kaum Zionis tetap mengejar Zundel, sehingga akhirnya dia ditangkap dan diekstradisi ke Jerman untuk diadili karena keyakinannya yang menentang mitos Holocaust. Tak cuma kalangan peneliti sejarah yang kebebasan pendapatnya terbelunggu. Para anggota parlemen di Eropa juga tak berhak untuk menyuarakan pendapatnya yang menentang kisah pembunuhan massal warga Yahudi pada perang dunia kedua. Bruno Gollnisch, anggota parlemen Eropa asal Prancis termasuk di antara mereka yang menentang kisah Holocaust. Katanya, “Seluruh kisah Holocaust adalah khanyalan otak kotor kaum Zionis.” Akibat pernyataannya itu, Gollnisch kehilangan kekebalan diplomatiknya sehingga memungkinkannya untuk diseret ke pengadilan.

Korban lain dari mitos Holocaust adalah David Irving. Ketenarannya sebagai sejarawan besar Inggris tidak mampu menelamatkannya dari penganiayaan yang dialaminya di Inggris dan negara-negara lain. Ketika berkunjung ke Austria beberapa waktu lalu, Irving dijerat dengan pasal tahun 1989 tentang Holocaust. Irving hanyalah satu dari sederet ilmuan dan cendekiawan yang mengalami nasib buruk dan menyedihkan karena menentang mitos pembunuhan massal kaum Yahudi pada masa perang dunia kedua. Germar Rudolf kimiawan Jerman, Doktor Frederick Toben asal Australia, Louis Marshalko asal Hungaria penulis buku the World Conquerers, Norman G. Finkelstein dosen universitas DePaul Chicago penulis the Holocaust Industry adalah contoh dari puluhan ilmuan dan cendekiawan tersebut.

Mitos Holocaust dimanfaatkan oleh kaum Zionis untuk mengejar kepentingannya di dunia, yang diantaranya adalah untuk membentuk sebuah rezim ilegal di tanah Palestina tahun 1948. Tak syak, tanpa mengumbar isu pembantaian massal umat Yahudi pada masa perang dunia kedua, kaum Zionis tak akan dengan mudah memaksa masyarakat dunia termasuk PBB untuk menerima kehadiran sebuah negara ilegal bernama Israel di negeri Palestina.

Frederick Toben dalam hal ini mengatakan, “Negara Israel dibentuk atas dasar kisah Holocaust. Oleh karena Holocaust adalah kisah bohong, berarti Israel dibangun di atas kebohongan besar.” Kelestarian Israel sangat bergantung pada keyakinan masyarakat Barat akan kebenaran kisah pembunuhan 6 juta warga Yahudi di Eropa oleh Hitler. Berkat kisah ini pula, Israel berhasil meraup ganti rugi yang tidak sedikit dari negara-negara Eropa terutama Jerman.

Singkatnya, Holocaust adalah kisah dusta besar yang diciptakan oleh orang-orang Zionis. Segencar apa pun kaum Zionis mempropagandakan kisah ini untuk menunjukkan ketertindasannya di dunia, suatu hari kebohongan ini akan terungkap. Masyarakat dunia saat ini mulai sadar bahwa Holocaust yang sebenarnya bukan terjadi di Eropa pada masa perang dunia kedua dengan korbannya warga Yahudi, tetapi Holocaust sedang terjadi saat ini. Tempatnya adalah Palestina dan korbannya adalah bangsa Palestina. Pelakunya bukan Hitler, tetapi kaum Zionis.

Didapat dari: secretsocieties.wordpress.com

Sabtu, 24 Januari 2009

Operasi Reinhard

Aktion Reinhard atau dalam Bahasa Jerman disebut Einsatz Reinhard adalah nama sandi yang diberikan terhadap rencana pembunuhan Nazi terhadap warga Yahudi Polandia di General Government (Jerman: Generalgouvernement) , yang menandai dimulainya fase mematikan dari Holocaust, penggunaan kamp pemusnahan. Selama berlangsungnya operasi ini sebanyak dua juta jiwa telah dibantai di Belzec, Sobibor, Treblinka dan Majdanek, yang seluruhnya adalah warga Yahudi.

Asal usul nama

Terdapat hipotesa yang mengatakan bahwa nama sandi Reinhardt yang digunakan dalam operasi tersebut adalah untuk mengenang SS-Obergruppenführer Reinhard Heydrich, yang merupakan koordinator dari Solusi Akhir terhadap masalah Yahudi (Endlösung der Judenfrage ) - yaitu suatu pembasmian terhadap warga Yahudi yang berada di negara-negara Eropa yang dikuasai Jerman Wehrmacht selama berlangsungnya Perang Dunia II. Setelah rencana Solusi Akhir dicanangkan pada Konferensi Wannsee, Heydrich diserang oleh anggota Operasi Anthropoid[4] (organisasi perlawanan bawah tanah Chesnia) pada tanggal 27 Mei 1942. Ia meninggal akibat luka parah pada delapan hari kemudian. Hipotesa ini ditolak oleh beberapa peneliti yang membantah dengan menyatakan bahwa sejak awal mula lahirnya pemikiran, operasi ini sudah diberi nama "Aktion Reinhardt" (dengan huruf "t" setelah huruf "d"), jadi tidak mungkin diberi nama setelah meninggalnya Reinhard Heydrich. Mereka memberikan argumentasi bahwa operasi tersebut diberikan nama setelah meninggalnya Sekretaris Negara bidang Keuangan, Fritz Reinhardt. Tetapi dalam banyak dokumen resmi , nama Heydrich ditulis sebagai "Reinhardt". Dan sejarawan Witte dan Tyas menyimpulkan bahwa :

"...satu-satunya referensi penting atas Sekretaris Negara bidang Keuangan, Fritz Reinhardt hanya ditemukan dalam arsip IfZ yang merupakan pernyataan dibawah sumpah oleh Bruno Melmer, Nürnberg, 11 Februari 1948 (NG-4983). Setelah itu nama Fritz Reinhardt tidak pernah lagi disebut-sebut. Masalah serius lainnya yaitu Melmer melaporkan kejadian penting tersebut terjadi pada bulan Mei 1942 dimana sesungguhnya kejadian tersebut terjadi pada pertengan bulan Agustus 1942. Ini sangat sulit sekali dijelaskan mengapa Einsatz or Aktion Reinhardt harus diberi nama dengan nama Sekretaris Negara yang kementeriannya baru terlibat pertama kalinya pada operasi tersebut setelah dua bulan lebih sejak pertama kali kejadian dari operasi bersandi ........."


Proses pemusnahan warga Yahudi

Proses pemusnahan warga Yahudi di Belzec, Sobibor and Treblinka adalah sama dengan metode yang digunakan pada 6 pusat eutanasia di Jerman dan Austria, tetapi dalam skala yang luar biasa besarnya untuk pembunuhan seluruh manusia yang diangkut secara sekaligus.

Para korban diminta menyerahkan barang-barang berharga mereka yang menjadi milik dari Reichsbank. Mereka lalu ditelanjangi dan pakaiannya digeledah untuk mencari perhiasan atau barang berharga lainnya. Para korban kemudian digiring ke kamar gas lalu ditutup rapat-rapat agar tidak ada udara segar yang masuk. Sebuah mesin yang menghasilkan gas karbon monoksida yang disalurkan melalui pipa gas membunuh para penghuni didalamnya. Jenazah mereka dikremasi setelah gigi-gigi emas mereka dicabuti. Pembunuhan masal ini didokumentasikan secara teliti. Contohnya, dari catatan telegram yang dikirimkan oleh SS-Sturmbannführer Hermann Höfle pada tanggal 11 Januari 1943 kepada SS-Obersturmbannführer Adolf Eichmann di Berlin tercatat 1.274.166 total kedatangan warga Yahudi pada empat kamp hingga akhir tahun 1942.

Struktur dari keempat kamp tersebut hampir serupa. Dari tempat penerimaan yang dipagari dan barak tempat menelanjangi, warga Yahudi ini dimasukkan ke lorong yang sempit, yang merupakan lorong samaran ( disebut pintu air atau tabung ) ketempat pemusnahan dengan kamar-kamar gas, terowongan dan tempat kremasi. Para petugas SS melihat dari tempat yang terpisah yang dipagari kawat berduri, sebagian disamarkan dengan menggunakan dahan cemara, mengelilingi kamp dan sebagai bagian yang terpisah . Tidak seperti di Auschwitz, tidak digunakan pagar listrik. Menara pengawas dari kayu ditempat untuk mengawasi kamp.

Kurang lebih 2 juta warga Yahudi dibunuh di Belzec, Sobibor, Treblinka dan Majdanek dalam Operasi Reinhard ini. Kurang lebih 178.045.960 German Reichsmark nilai harta kekayaan warga Yahudi yang dibunuh tersebut (nilai hari ini berkisar 700.000.000 USD telah dicuri. Uang ini tidak hanya mengalir ke otoritas Jerman namun juga ke pribadi-pribadi (SS dan polisi, penjaga kamp, penduduk yang bukan Yahudi dari kota-kota dan desa-desa dengan ghetto ataupun kamp yang berdekatan).



Akibat buruk

Operasi Reinhard berakhir pada bulan November 1943. Setelah pekerjaan mereka di kamp konsentrasi Jerman di Polandia, banyak dari pegawainya yang dikirim ke wilayah utara Italia untuk melaksanakan aksi terhadap kaum Yahudi yang tersisa dan partisan. Banyak dari pegawai tersebut yang ditugaskan lagi ke kam konsentrasi di San Sabba dekat Trieste.

Kelompok ini perpencar setelah Jerman menyerah di Italia . Beberapa dari mereka diadili setelah peperangan usai, tetapi yang lainnya tetap bekerja di Jerman dan tempat lainnya setelah perang usai.

Didapat dari: id.wikipedia.org




Jumat, 23 Januari 2009

Proses Nürnberg

Proses Nürnberg adalah suatu rangkaian persidangan kasus-kasus yang berkaitan dengan para anggota-anggota utama dari kelompok pemimpin politik, militer dan ekonomi dari Nazi Jerman. Rangkaian persidangan ini dilakukan di kota Nürnberg, Jerman, dari tahun 1945 sampai 1946, di gedung Pengadilan Nürnberg (Nuremberg Palace of Justice). Persidangan pertama dan yang paling terkenal dari rangkaian sidang-sidang yang dilakukan adalah sidang Para Penjahat Perang Utama sebelum Pengadilan Militer Internasional (Trial of the Major War Criminals Before the International Military Tribunal (IMT)), yang mengadili 24 orang paling penting Nazi Jerman yang tertangkap. Persidangan tersebut berlangsung dari 20 November 1945 sampai 1 Oktober 1946.
The Süddeutsche Zeitung mengumumkan Putusan Penggadilan Nuremberg (kiri dari atas): Goering, Hess, Ribbentrop, Keitel, Kaltenbrunner, Rosenberg, Frank, Frick; (kolom kedua) Funk, Streicher, Schacht; (third column) Doenitz, Raeder, Schirach; (kanan, dari atas) Sauckel, Jodl, Papen, Seyss-Inquart, Speer, Neurath, Fritzsche, Bormann. Gambar dari Topography of Terror Museum, Berlin

Asal mula

Sebuah dokumen yang dibeberkan pada tanggal 2 Januari 2006 dari Kabinet Perang Inggris (War Cabinet) di London menunjukkan bahwa pada awal bulan Desember 1942, kabinet telah merundingkan kebijakan mereka untuk hukuman dari para pemimpin Nazi apabila mereka tertangkap. Perdana Menteri Inggris (Prime Minister of the United Kingdom) Winston Churchill lalu menganjurkan suatu kebijakan dari eksekusi musim panas [1] dengan menerapkan Undang-undang Pembatalan Hak Sipil (Act of Attainder) guna menghindari rintangan hukum, dan hanya ini cara yang bisa dilakukan guna menghindari tekanan Amerika kelak dalam peperangan. Pada akhir tahun 1943 selama berlangsungnya pertemuan tripartit saat jamuan makan malam (Tripartite Dinner Meeting) pada Konferensi Teheran, pemimpin Soviet, Joseph Stalin, mengusulkan untuk mengeksekusi 50.000-100.000 perwira Jerman. Tanpa menyadari bahwa Stalin serius dalam hal ini, Presiden Amerika Franklin D. Roosevelt bercanda bahwa mungkin 49,000 dapat dilakukan. Churchill mencela ide dari "eksekusi berdarah dingin dari tentara yang berperang bagi negaranya" . Namun, ia juga menyatakan bahwa para penjahat perang harus membayar kejahatannya, dan untuk itu sesuai dengan Deklarasi Moskow [2] yang mana ditulisnya sendiri, mereka harus diadili ditempat dimana kejahatan itu dilakukan. Churchill sangat bersemangat untuk menentang eksekusi "berdasarkan kepentingan politik."[3] [4]

Menteri Keuangan Amerika (United States Secretary of the Treasury), Henry Morgenthau Jr., menyarankan suatu rencana untuk denazifikasi[5] total atas Jerman yang dikenal dengan nama Rencana Morgenthau (Morgenthau Plan)[6]. Churchill dan Roosevelt keduanya mendukung rencana ini , dan menggunakan otorisasinya pada Konferensi Quebec pada bulan September 1944. Namun demikian, Uni Soviet mengumumkan preferensinya untuk suatu proses hukum. Kelak, rinciannya bocor kepada publik dan menuai protes keras yang meluas. Roosevelt, melihat ketidak setujuan publik yang kuat, maka iapun membatalkan rencana tersebut, namun tidak meneruskan dukungan bagi langkah-langkah lain untuk masalah tersebut. Kematian "Rencana Morgenthau" menimbulkan kebutuhan atas metode alternatif guna memperlakukan pimpinan Nazi. Rencana untuk "Pengadilan Kriminal Perang Eropa" (Trial of European War Criminals) dikonsep oleh Sekretaris Perang Henry L. Stimson dan Departemen Perang. Roosevelt meninggal dunia pada bulan April 1945. Presiden yang baru Harry S. Truman, memberikan persetujuan tegas guna dilakukannya proses hukum. Setelah serangkaian negosiasi dilakukan antara Amerika, Inggris, Uni Soviet , dan Perancis, maka proses pemeriksaan pengadilan tersebut dicoba untuk dilaksanakan. Proses pemeriksaan tersebut dimulai pada tanggal 20 November 1945, di kota Nuremberg.

Pembentukan pengadilan

Di pertemuan pada Konferensi Teheran tahun 1943, Konferensi Yalta Conference tahun 1945 dan pada Konferensi Potsdam Conference tahun 1945, tiga kekuatan perang besar yaitu Amerika. Uni Sovyet, Inggris menyetujui bentuk penghukuman terhadap orang-orang yang bertanggung jawab atas kejahatan perang semasa Perang Dunia II. Perancis juga juga menyediakan sebuah tempat pengadilan.

Dasar hukum pembentukan pengadilan tersebut adalah berdasarkan Piagam London, yang dikeluarkan pada tanggal 8 Agustus 1945, yang membatasi kewenangan pengadilan hanyalah untuk "menghukum para tokoh utama penjahat perang dari negara-negara Eropa " . sebanyak 200 tersangka kejahatan perang dari jerman diadili di Nuremberg, dan 1.600 orang lainnya diadili di pengadilan militer biasa. Dasar hukum atas juridiksi pengadilan ini adalah sebagaimana ditetapkan oleh "instrumen dari penyerahan atas kekalahan Jerman [7], dimana kewenangan politik atas Jerman telah diserahkan kepada Dewan Pengawas Sekutu[8], yang memiliki kekuasaan penuh atas Jerman serta berhak mengadili atas pelanggaran Hukum Internasional dan hukum perang . Sebab kewenangan pengadilan terbatas hanya pada hukum perang maka pengadilan tidak memiliki jurisdiksi atas kejahatan yang dilakukan sebelum masa pecahnya perang pada tanggal 1 September 1939.

Pembatasan dari penuntutan dan penghukuman oleh pengadilan internasional atas personil militer dari negara-negara Eropa ini telah menghasilkan tuntutan yang disebut victor justice[9] dan tentara Sekutu yang melakukan kejahatan perang tidak dapat dihukum.[10] Rancangan ini memasukkan isi dari kewajiban traktat internasional dan hukum kebiasaan perang. Contohnya pada peradilan dari Otto Skorzeny, dimana pembelaannya mengacu pada Petunjuk Lapangan (Field Manual) yang diterbitkan oleh Departemen Perang dari Angkatan perang Amerika (War Department of the United States Army), pada tanggal 1 Oktober 1940, dan Buku Pegangan Tentara Amerika (American Soldiers Handbook) [11] Apabila anggota tentara melakukan pelanggaran atas aturan militernya maka ia akan diajukan kepada mahkamah perang . Apabila tentara sekutu yang melakukan pelanggaran atas aturan liliternya maka mereka dapat dituntut berdasarkan proses peradilan Nuremberg.

Lokasi

Uni Soviet menginginkan agar peradilan dilaksanakan di Berlin, tetapi akhirnya Nuremberg yang terpilih sebagai tempat peradilan berdasarkan beberapa alasan khusus :

  • Lokasinya terletak di wilayah Amerika ( wilayah di Jerman yang dikuasai tentara Sekutu, pada saat ini Jerman terbagi menjadi 4 wilayah.
  • Gedung Pengadilan nya luas dan sebahagian besar utuh ( salah satu yang masih utuh setelah pengeboman ekstensif oleh pasukan sekutu}. Sebuah penjara besar juga terdapat dalam kompleks pengadilan ini.
  • Sebab Nuremberg dahulu ditunjuk sebagai "kota dari Rapat Umum Partai (Reichsparteitag}", maka akan ada makna simbolik untuk menjadikan tempat ini sebagai tempat kematian partai Nazi.

Juga disepakati bahwa Perancis akan menjadi anggota tetap dari Pengadilan Militer Internasional (IMT) dan peradilan pertama ( beberapa telah direncanakan) akan dilaksanakan di Nuremberg. Sebab terjadinya Perang Dingin maka tidak ada peradilan berikut setelahny

Para Hakim Numberg, kiri ke kanan: John Parker, Francis Biddle, Alexander Volchkov, Iona Nikitchenko, Geoffrey Lawrence, Norman Birkett

Anggota

Masing-masing dari keempat negara menyediakan seorang hakim dan seorang cadangan juga jaksa penuntut, mereka adalah :

Ketua jaksa penuntut umum adalah Robert H. Jackson dari Amerika, Sir Hartley Shawcross dari Inggris, Letnan Jenderal R. A. Rudenko dari Uni Soviet , dan François de Menthon serta Auguste Champetier de Ribes dari Perancis.

Pendamping Jackson adalah pengacara Telford Taylor dan pendamping Shawcross adalah Mayor Sir David Maxwell-Fyfe dan Sir John Wheeler-Bennett. Shawcross juga merekrut seorang barrister[12] muda bernama Anthony Marreco, yang merupakan anak dari seorang sahabatnya untuk membantu tim Inggris mengatasi beban kerja yang berat. Robert Falco adalah seorang hakim yang sangat berpengalaman dan sudah banyak sekali mengadili perkara di pengadilan Perancis


Peradilan utama

Göring dan Hess selama berlangsungnya persidangan

Pengadilan Militer Internasional dibuka pada tanggal 18 Oktober 1945, yang bertempat di gedung Pengadilan Tinggi di Berlin. Peradilan sesi pertama dibuyka dan diketuai oleh Nikitchenko, hakim dari Uni Soviet. Jaksa penuntut umum mengajukan dakwaan terhadap 24 orang pelaku utama kejahatan perang dan 6 organisasi kriminal[13] yaitu Pemimpin partai Nazi, Schutzstaffel (SS) dan Sicherheitsdienst (SD), Gestapo, Sturmabteilung (SA) dan Komandan Tertinggi dari angkatan perang Jerman (OKW).

Dakwaan tersebut adalah atas kejahatan sebagai berikut :

  1. Turut serta dalam suatu perencanaan atau konspirasi untuk melaksanakan kejahatan terhadap perdamaian (crime against peace)
  2. Merencanakan, memprakarsai, dan mengadakan peperangan agresi militer dan ataupun kejahatan lainnya terhadap perdamaian
  3. Kejahatan perang (War crime)
  4. Kejahatan kemanusiaan

Yang menjadi terdakwa adalah sebanyak 24 orang yaitu :

"D" Didakwa "S" didakwa dan terbukti bersalah "º" Tidak didakwakan

Nama Tuduhan Hukuman Catatan
1 2 3 4

Martin Bormann
D º S S Hukuman mati Pengganti Hess sebagai Sekretaris Partai Nazi. Dijatuhi hukuman mati secara in absentia[14], ditemukan pada tahun 1972.[2]

Karl Dönitz
D G G º 10 tahun penjara Pemimpin dari Kriegsmarine sejak 1943, pengganti dari Raeder. Penggagas gerakan U-boat. Menjadi Presiden Jerman menggantikan Hitler [3]. Pada bukti yang diajukan di persidangan atas Karl Dönitz atas perintahnyalah maka armada U-boat beriring-iringan untuk melanggar aturan Traktat Angkatan Laut London (London Naval Treaty), Laksamana Chester Nimitz menyatakan bahwa terdengar oleh Amerika bahwa telah terjadi peperangan kapal selam tanpa batas (unrestricted submarine warfare)[15] di laut pasifik sejak hari pertama keterlibatan bangsa tersebut dalam peperangan. Dönitz terbukti bersalah atas pelanggaran Traktat London ke II tahun 1936 (Second London Naval Treaty), tetapi putusan terhadapnya tidak dijatuhkan atas dasar pelanggarannya terhadap ketentuan hukum internasional atas peperangan kapal selam.[16]

Hans Frank
D º S S Hukuman mati Pemimpin Reich Law 1933-1945 dan Gubernur Jenderal dari General Government di wilayah pendudukan Polandia 1939-1945. Ia menunjukkan rasa penyesalannya[4]

Wilhelm Frick
D S S S Hukuman mati Menteri Dalam Negeri kabinet Hitler 1933-1943 dan Pelindung Reich dari Bohemia-Moravia 1943-1945. Penyusun Hukum Ras Nuremberg (Nuremberg Race Laws)). [5]

Hans Fritzsche
D D D º Dibebaskan Komentator radio terkenal, dan kepala divisi pemberitaan dari Kementerian Propaganda Nazi . Diadili menggantikan posisi Joseph Goebbels[6]

Walther Funk
D S S S Hukuman seumur hidup Menteri Ekonomi Hitler. Pengganti Schacht sebagai kepala Reichsbank. Dibebaskan oleh karena penyakitnya pada tanggal 16 Mei 1957[7]

Hermann Göring
S S S S Hukuman mati Reichsmarschall, Komandan Luftwaffe 1935-1945, Kepala dari Perencanaan 4 tahun pada periode 1936-1945, dan kepala beberapa departemen SS. Melakukan bunuh diri pada malam sebelum eksekusi.[8]

Rudolf Hess
S S D D Hukuman seumur hidup Wakil Hitler, melarikan diri ke Scotlandia pada tahun 1941 dalam upayanya berdamai dengan Inggris. Setelah diadili, dimasukkan ke penjara Spandau ; dan meninggal dunia pada tahun 1987.[9]

Alfred Jodl
S S S S Hukuman mati Wehrmacht Generaloberst, bawahan dari Keitel dan Kepala dari divisi operasi O.K.W. pada periode 1938-1945. Selanjutnya dinyatakan tidak bersalah oleh Pengadilan Jerman pada tahun 1953. [10]

Ernst Kaltenbrunner
D º S S Hukuman mati Pemimpin SS tertinggi yang selamat.Kepala dari RSHA periode 1943-45, Organ intelijen Nazi pusat. Juga memimpin banyak Einsatzgruppen dan beberapa kamp konsentrasi.[11]
Berkas:WKeitel.JPG
Wilhelm Keitel
S S S S Hukuman mati Kepala "Oberkommando der Wehrmacht (OKW)" perode 1938-1945.[12]

Gustav Krupp von Bohlen und Halbach
D D D D ---- Industrialis utama Nazi. Presiden Direktur dari Krupp A.G periode 1912-45. Secara medis dinyatakan tidak sehat untuk diadili. Jaksa Penuntut Umum berusaha mengganti dakwaan dengan mendakwa anaknya, Alfried (yang menjalankan Krupp menggantikan bapaknya selama berlangsungnya peperangan), tetapi hakim menolaknya oleh karena sangat dekat dengan pemeriksaan persidangan. Alfried akhirnya diajukan dalam persidangan terpisah pada peradilan Nuremberg atas dakwaan melakukan perbudakan, oleh karenanya terlepas dari dakwaan dan kemungkinan hukuman mati.

Robert Ley
I I I I ---- Kepala DAF, Front Tenaga Kerja Jerman. Melakukan bunuh diri pada tanggal 25 Oktober 1945, sebelum persidangan dimulai.

Baron Konstantin von Neurath
S S S S 15 tahun penjara Menteri Luar Negeri periode 1932-1938, digantikan oleh Ribbentrop. Kelak menjabat sebagai pelindung Bohemia dan Moravia periode 1939-43. Mengundurkan diri pada tahuin 1943 karena berselisih paham dengan Hitler. Dibebaskan (meninggal karena sakit) pada tanggal 16 November 1954 [13]

Franz von Papen
D D º º Dibebaskan Konsul Jerman pada tahun 1932 dan Wakil Konsul dibawah Hitler pada 1933-1934. Duta Besar untuk Austria 1934-38 dan Duta besar Turki 1939-1944. Walaupun dibebaskan di, von Papen dinyatakan sebagai penjahat perang oleh pengadilan de-Nazifikasi Jerman pada tahun 1947, dan dijatuhi hukuman 8 tahun kerja keras. Ia dibebaskan oleh pengadilan banding setelah menjalani hukuman kerja keras selama 2 tahun. [14]

Erich Raeder
S S S º Penjara seumur hidup Komandan Kriegsmarine sejak 1928 hingga pensiun di tahun 1943, digantikan oleh Dönitz. Dibebaskan karena sakit dan meninggal dunia pada 26 September 1955[15]

Joachim von Ribbentrop
S S S S Hukuman mati Duta besar - Diplomat yang berkuasa penuh periode 1935-1936. Duta besar Inggris periode 1936-1938. Menteri luar negeri Nazi periode 1938-1945[16]

Alfred Rosenberg
S S S S Hukuman mati Ideologis pencetus teori ras [17] . Kelak menjadi Menteri wilayah pendudukan timur (Minister of the Eastern Occupied Territories) periode 1941-1945.[17]

Fritz Sauckel
D D S S Hukuman mati Gauleiter dari Thuringia periode 1927-1945. Diplomat yang berkuasa penuh dari progaram perbudakan Nazi periode 1942-1945.[18]

Dr. Hjalmar Schacht
D D º º Dibebaskan Banker dan Ekonom terkemuka. Pada masa sebelum perang ia menjadi presiden dari Reichsbank periode 1923-1930 dan 1933-1938 serta Menteri Ekonomi periode 1934-1937. Mengakui melakukan pelanggaran atas Traktat Versailles (Treaty of Versailles).[19]

Baldur von Schirach
D º º S 20 tahun penjara Kepala Kepemudaan Hitler (Hitler Youth -Hitlerjugend) sejak 1933 hingga 1940, Gauleiter dari Wina periode 1940-1943. Menunjukkan rasa penyesalannya[20]

Arthur Seyss-Inquart
D S S S Hukuman mati Tokoh dari Anschluss dan sempat menjadi Konsulat pada 1938. Wakil dari Frank di Polandia periode 1939-1940. Kelak menjadi Komisaris Reich untuk wilayah npendudukan di Belanda pada tahun 1940-1945. Menunjukkan penyesalannya.[21]

Albert Speer
D D S S 20 tahun penjara Arsitek kesayangan dan sahabat pribadi Hitler,Menteri Peralatan Perang sejak 1942. Dalam kapasitas inilah ia bertanggung jawab atas penggunaaan budak dari daerah jajahan Jerman untuk diperkerjakan dalam industri pembuatan peralatan perang. production.[22]

Julius Streicher
I º º G Death Gauleiter dari Franconia periode 1922-1945. Menghasut kebencian dan pembunuhan terhadap kaum Yahudi melalui surat kabar mingguan miliknya (Der Stürmer).[23]

Melalui persidangan, khususnya antara bulan Januari dan Juli 1946, para tersangka dan saksi telah diwawancarai oleh psikiater Amerika, Leon Goldensohn. Catatannya memuat secara terinci tentang sikap, cara bertindak dan kepribadian dari para tersangka yang selamat. Keputusan hukuman mati dilaksanakan pada tanggal 16 Oktober 1946 dengan cara digantung di tiang gantungan dengan menggunakan cara yang standar. [24] [25] Hakim Perancis menyarankan untuk menggunakan regu tembak dari militer bagi para terhukum yang berasal dari militer, sebagaimana standar yang diberlakukan pada peradilan militer, tetapi hal ini ditentang oleh Biddle dan hakim dari Uni Soviet. Mereka mengajukan argumentasi bahwa perwira militer tersebut vtelah melanggar etos militer mereka dan tidak berharga untuk diperhadapkan kehadapan regu tembak yang hanya akan menaikkan derajat mereja saja. Para terdakwa yang dijatuhi hukuman penjara dikirm ke Penjara Spandau (Spandau Prison) pada tahun 1947.

Definisi dari perbuatan yang digolongkan kedalam kejahatan perang diatur dalam Prinsip Nuremberg (Nuremberg Principles), yautu suatu dokumen yang dibuat sebagai hasil dari persidangan. Eksperimen medis yang dilakukan oleh para dokter Jerman tersebut yang dituntut hukuman disebut Peradilan Dokter (Doctors' Trial) yang dilakukan berdasarkan Nuremberg Code sebagai acuan untuk mengatur persidangan dikemudian hari yang melibatkan umat manusia

Dari organisasi yang diadili beberapa diantaranya dinyatakan tidak terbuikti bersalah yaitu :

  • Reichsregierung,
  • Oberkommando and Generalstab der Wehrmacht.
Didapat dari: id.wikipedia.org